La Tahzan, Jangan Bersedih!
Penulis : DR. ‘Aidh al-Qarni
Tahun Terbit : 2004
Penerbit : Qisthi Press
Jumlah Halaman : xxviii + 572
Kesedihan seringkali menjadi titik lemahnya seorang manusia. Kesedihan kadang kala mendatangkan rasa putus asa sampai tega menyalahkan takdir yang sudah Allah berikan. Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki. Allah berfirman QS. Ibrahim ayat 34 yang artinya : “Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.”
Manusia mendapatkan kesedihan bukan semata-mata hanya untuk membebaninya. Kita semua diminta untuk menyerahkan semua perkara kepada Allah, bertawakal kepada-Nya, percaya sepenuhnya terhadap janji-janji-Nya, ridha dengan apa yang dilakukan-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar pertolongan dari-Nya dan ini merupakan buah keimanan yang paling agung dan sifat paling mulia dari seorang mukmin. Dan ketika seorang hamba tenang bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya, dan ia menggantungkan setiap permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah. Maka dikatakan dalam Q.S Ar-Rahman ayat 13 yang artinya : “Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Dalam buku ini diceritakan, ketika Nabi Ibrahim a.s. dilempar ke dalam kobaran api, ia mengucapkan, “Hasbunalldh wa ni’mal wakil,” maka Allah pun menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Tatkala mendapat ancaman dari pasukan kafir dan penyembah berhala, mereka juga mengucapkan, “Hasbunallah wa ni’mal wakil.”
Q.S Ali ‘Imran : 173-174 mengatakan “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan, Allah mempunyai karunia yang besar.” Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Sebab, manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Mereka akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila bertawakal kepada Rabb-nya, percaya sepenuhnya kepada Pelindungnya, dan menyerahkan semua perkara kepada-Nya. Karena, jika tidak demikian, jalan keluar mana lagi yang akan ditempuh manusia yang lemah tak berdaya ini saat menghadapi ujian dan cobaan?
Teman-teman sekalian, segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha dan qadar-Nya. Maka bersabarlah, ini merupakan keyakinan orang-orang Islam yakni, keyakinan mereka bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak akan pernah ada dan terjadi tanpa sepengetahuan, izin, dan ketentuan Allah. Mulai sekarang janganlah bersedih, belajarlah menerima ketentuan-Nya. semua akan terlewati dan berjalan dengan semestinya. Jangan bersedih dan putus asa dari rahmat Allah. Dikatakan dalam Q.S Al-Ahzab 10-11 yang artinya : “Dan, kamu menyangka kepada Allah dengan bermacam-macam prasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat.” MasyaAllah, kita sebagai seorang mukmin yang memiliki keyakinan kuat tentulah akan mampu melalui segala ujian-Nya dengan berserah diri kepada-Nya.
Renungkanlah! betapa banyaknya nikmat dan karunia Allah yang Ada pada kita. Lalu, bersyukurlah kepada-Nya atas semua itu, dan sadarilah bahwa kita benar-benar telah bergelimang dengan pemberian-Nya. Allah menegaskan betapa besarnya kenikmatan yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana berikut “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya kedua mata, Lidah dan dua bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. Al-Balad: 8-10)
Ada banyak kenikmatan yang terus mengalir pada diri kita. Nikmat kehidupan, nikmat kesehatan, nikmat pendengaran, nikmat penglihatan, nikmat kedua tangan dan kedua kaki, nikmat air dan udara, dan nikmat makanan. Dan, yang paling agung dari semua itu adalah nikmat hidayah rabbaniyah, yakni agama Islam. Ditengah kesedihan yang melanda, tetaplah berbuat baik hanya untuk Yang Maha Esa, sebab hanya Dia-lah yang akan memberi pahala. Dia lah yang akan memberi karunia. Allah lah yang akan menjatuhkan sanksi, membalas setiap amal. Dan, Dia yang akan meridhai dan juga murka. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah.
Di salah satu bagian dari buku ini,ada sebuah kutipan dari seorang penyair mengatakan, Janganlah merasa mampu mengatur dirimu
sebab orang yang pandai mengatur pun dapat binasa.
Terimalah Kami jika Kami memutuskan,
sebab Kami lebih berhak dari dirimu.
MasyaAllah, dari membaca buku ini. Teman-teman bisa merasakan dan tersadar akan banyaknya nikmat yang sudah Allah berikan. Bahkan, sebuah kesedihan yang dijadikan sebuah ujjian akan menjadi pahala jika kita menghadapinya dengan penuh rasa sabar dan senantiasa bertawakkal kepada-Nya.
Kekurangan dari buku ini adalah di beberapa bagian bab mungkin kurang menarik karena pesan yang disampaikan sudah terwakilkan di bab sebelumnya dan ada beberapa kesalahan penulisan kata. Disamping kekurangan itu, buku ini memiliki banyak sekali kelebihan. Kelebihan dari buku ini adalah pembahasan dan isi bacaan yang mudah dipahami, karena topik-topik yang diangkat dan dijadikan tulisan ini sangat nyata dirasakan oleh kita semua. Kita sebagai manusia tentu pernah bahkan sering mengalami kesedihan. Maka setelah membaca buku ini, semoga kita senantiasa bisa terus bersyukur dan selalu ingat akan nikmat yang Allah berikan. Karena kesedihan sekalipun, akan membawakan kenikmatan jika kita mampu bersabar dan bertawakkal dalam menjalaninya. Maka, untuk itu La Tahzan, Jangan bersedih Allah ada untuk kita.
2021-08-30